Foto: Frederyck Hurint
|
Memasuki
periode musim hujan ini, di desa Lamatutu masih ada target pekerjaan infrastruktur yang molor karena pencairan
dana desa yang terlambat. Alhasil, masyarakat desa Lamatutu harus mengejar
tenggat waktu tersisa dengan mengintensifkan pemanfaatan tenaga kerja warga setempat.
Hal
ini diungkapkaan oleh sekretaris desa Lamatutu, Frederik Hurint saat memantau
kegiatan pembangunan tembok penahan tanah di wilayah dusun II pada Rabu (5/12/2018).
"Warga
bahu membahu membangun desa. Pencairan boleh terlambat, tapi tidak ada kata
terlambat dalam membangun desa. Alhasil, tiga dusun sekali turun tangan, tembok penahan tanah (TPT) sepanjang 70 meter
selesai dalam sehari," ungkap Frederik.
Menurutnya, jika volume kerja dalam sehari
dipertahan seperti itu, maka target penyelesaian paket pekerjaan swakelola ini
bisa diselesaikan lebih cepat.
"Kalau
dipertahankan seperti ini maka target kita membangun tembok penaahan tanah
(TPT) sepanjang 450 meter bisa selesai dalam dalam tempo seminggu,"
demikian ungkapnya sambil mengucapkan terimakasih kepada warga atas kerja keras
mereka. (Teks: Fredy Hurint, Edit: Simpet)
Foto: Frederyck Hurint
|
Foto: Frederyck Hurint
|